Sebaun (Sekarang Balai Desa) merupakan bangunan tua peninggalan Nenek Moyang jaman dulu yang ada di Desa Bao Bage. Gedung ini pada awalnya digunakan untuk tempat pertemuan Ribu Ratun (Warga Masyarakat).Dan yang menjadi Peletak Dasar berdirinya Sabaun Pada waktu itu adalah Almahrum Hermanus Suban Laga dan Bruno Ola Rua. Kedua Toko ini menjadi panutan Bagi Warga Masyarakat Desa Bao Bage. Semangat untuk membangun Lewo Tanah yang dulu disebut Nerin Munak Lewu tidak akan pernah pudar. Meskipun tingkat pendidikan mereka sangat terbatas namun dengan ide gagasan yang cerdas membentuk Gemohin agar bisa mengumpulkan uang untuk membangun Sabaun. Bukan hanya Sebaun, tetapi juga Gereja  Stasi Regong dan juga Sekolah Dasar Katolik Regong.

Semangat Gotong Royong yang sudah digagas oleh Para Pendahulu menjadi motivasi bagi Warga Masyarakat Desa Bao Bage yang sampai dengan saat ini masih dipertahankan, walau[un hanya dengan Gemohin niai persatuan dan Kesatuan tetap dipertahankan sehingga Impian untuk membangun Gedung Sabun berhasil dan sampai sekarang masih berdiri kokoh.

Pada tahun 2021 Pemerintah Desa Bao Bage mengalokasikan Dana sebesar Rp. 5.948.190 untuk biaya Pemeliharaan Gedung/Pra Sarana Balai Desa yang bersumber dari :  Penerimaan Bagi Hasil Pajak (PBHP), Silpa Bagi Hasil Pajak (SBH), dan Silpa Dana Lain (SDL). Kegiatan ini ditangani langsung oleh Pemerintah Desa meskipun tanpa upah, karena prinsip Gelekat yang menjadi utama. Inilah bukti Gelekat yang diberikan untuk Lewo Tanah dan juga demi memiliharah Sebaun (Balai Desa) bekas peninggalan Para Pendahulu, Kegiatan ini sudah mencapai 75 %.